Waspada! Anoreksia pada Pria Meningkat, Risiko Kematian Meningkat
1Buy Celebrex Online – Gangguan makan seperti anoreksia sering dianggap masalah perempuan, namun kasus pada pria kini meningkat tajam. Kondisi ini menjadikan pria lebih rentan mengalami komplikasi parah, bahkan kematian.
Salah satu contohnya adalah Dave Chawner, seorang komedian asal Inggris, yang mulai mengalami anoreksia sejak remaja. Awalnya ia hanya ingin menurunkan berat badan, namun pujian dari orang sekitar membuatnya semakin terobsesi. Ia terus menimbang berat badan, menghitung kalori, hingga berolahraga secara berlebihan.
“Saya mulai menilai harga diri saya dari angka di timbangan, dari seberapa sedikit saya makan atau berapa lama saya bisa menahan lapar,” ujarnya.
“Baca Juga: KLB Campak di Jawa Timur, Dasco Sampaikan Pesan Penting ke Menkes”
Empat tahun kemudian, Chawner baru menyadari dirinya sakit. Ia sempat mencari bantuan ke dokter dengan keluhan depresi dan akhirnya didiagnosis anoreksia. Kini, ia menjalani pemulihan dan terlibat dalam penelitian yang memanfaatkan stand-up comedy sebagai terapi.
Data NHS England Digital tahun 2021 mencatat jumlah rawat inap laki-laki dengan gangguan makan di Inggris naik 128 persen dalam lima tahun. Anoreksia dapat menyebabkan anemia, tekanan darah rendah, kerusakan organ, hingga kehilangan massa tulang.
Organisasi Beat menambahkan, rata-rata butuh 3,5 tahun sejak gejala pertama muncul hingga penderita akhirnya mendapat perawatan. Keterlambatan ini sering terjadi karena banyak pasien, terutama pria, tidak menyadari dirinya sakit.
Lebih serius lagi, anoreksia termasuk gangguan psikiatri paling mematikan dengan tingkat kematian mencapai 10 persen. Risiko bunuh diri pada pria penderita anoreksia bahkan lima kali lipat lebih tinggi dibanding populasi umum.
Para ahli menilai stigma berperan besar dalam keterlambatan diagnosis. Anggapan bahwa gangguan makan adalah “penyakit perempuan” membuat banyak pria enggan mencari pertolongan.
Survei Beat pada 2023 menemukan 53 persen pria di Inggris merasa gangguan makan tidak mungkin terjadi pada mereka, sementara 69 persen responden bahkan belum pernah mendengar kasus anoreksia pada pria.
“Penderita gangguan mental sering menghadapi stigma, tetapi bagi pria dengan anoreksia, stigma itu berlipat ganda,” kata Emilio Compte, profesor di Universidad Adolfo Ibáñez, Chile.
Ahli medis menekankan perlunya perbaikan alat diagnosis dan terapi yang lebih relevan untuk pria. Misalnya, panduan lama mencantumkan amenore (tidak menstruasi) sebagai indikator anoreksia, yang jelas tidak berlaku untuk pria. Selain itu, terapi kelompok kerap berorientasi pada perempuan sehingga membuat pria merasa terasing.
Banyak pria juga mengejar tubuh berotot atau ramping, bukan sekadar kurus, sehingga tanda-tanda anoreksia mereka sering luput dari perhatian medis.
Meski berbahaya, pakar menegaskan pemulihan tetap mungkin dilakukan, dengan intervensi dini sebagai kunci utama. Chawner sendiri mengaku mulai pulih setelah seorang perawat mengingatkan: “Kamu tidak akan berharap laptop menyala tanpa daya. Lalu kenapa berharap otakmu bekerja tanpa diberi makan?”
Kini, setelah bertahun-tahun terapi, ia merasa lebih stabil meski tetap waspada. Pesan para ahli jelas: semakin cepat mencari bantuan, semakin besar peluang untuk pulih.
“Simak Juga: Riza Chalid Jadi Buronan Kejagung, Berikut Kronologi Lengkap Kasusnya”
This website uses cookies.