Penelitian: Obesitas Tingkatkan Risiko Gangguan Kecemasan
1Buy Celebrex Online – Gangguan kecemasan bisa menjadi salah satu dampak serius dari obesitas, selain risiko penyakit fisik seperti jantung dan diabetes. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa obesitas tidak hanya memengaruhi tubuh, tetapi juga dapat mengganggu kesehatan mental.
Melansir Earth pada Selasa (3/6/2025), studi ini dilakukan oleh ilmuwan dari Georgia State University dan dipublikasikan pada awal Juni 2025. Penelitian tersebut menggunakan model tikus untuk mengamati kaitan antara obesitas, kecemasan, dan mikrobioma usus.
“Studi sebelumnya sudah menunjukkan ada hubungan antara obesitas dan gangguan kecemasan, tetapi belum jelas apakah obesitas adalah penyebab langsungnya,” kata Dr. Desiree Wanders, profesor nutrisi di universitas tersebut.
“Simak Juga: Daun Saga, Tanaman Sederhana dengan Segudang Manfaat”
Menurut Wanders, temuan mereka menunjukkan bahwa obesitas dapat menyebabkan perilaku mirip kecemasan, yang kemungkinan besar dipicu oleh perubahan fungsi otak dan kesehatan usus.
Penelitian ini melibatkan 32 tikus jantan dari masa remaja hingga dewasa muda. Separuh diberi diet rendah lemak, dan sisanya diet tinggi lemak. Setelah 15 minggu, kelompok tikus dengan diet tinggi lemak mengalami peningkatan berat badan signifikan.
Selain itu, tikus obesitas menunjukkan perilaku kecemasan, seperti respons “membeku” saat menghadapi potensi ancaman, indikator umum stres dan gangguan kecemasan pada hewan.
Lebih lanjut, peneliti menemukan perubahan pada hipotalamus, bagian otak yang mengatur metabolisme dan fungsi tubuh lainnya. Perubahan ini diyakini berkontribusi pada gangguan kognitif.
Mikrobioma usus tikus obesitas juga mengalami pergeseran komposisi bakteri. Ini mendukung teori bahwa mikrobiota usus berperan penting dalam memengaruhi kesehatan mental dan perilaku.
“Dengan memahami hubungan antara pola makan, otak, dan usus, kita bisa merancang kebijakan pencegahan obesitas sejak dini,” ujar Wanders.
Meski studi ini dilakukan pada hewan, para peneliti meyakini bahwa hasilnya relevan untuk manusia. Mereka menekankan pentingnya melihat dampak obesitas secara menyeluruh, termasuk aspek psikologis.
Wanders juga menyoroti bahwa faktor lain seperti lingkungan, genetik, dan status sosial ekonomi turut berperan. Tim peneliti berencana memperluas studi ke tikus betina dan kelompok usia lain, serta meneliti apakah penurunan berat badan bisa membalikkan efek negatif tersebut.
“Penelitian ini membuka pemahaman baru bahwa hubungan antara fisik dan mental jauh lebih erat dari yang kita kira,” tutup Wanders.
“Baca Juga: Operasi Spider Web, Ukraina Hantam Pangkalan Udara Rusia”
This website uses cookies.