
Pakar IPB: Cakaran Kucing Bisa Menularkan Rabies, Ini Cara Mengatasinya
1Buy Celebrex Online – Meski terlihat sepele, cakaran kucing tak boleh dianggap enteng, di balik luka tersebut, terdapat potensi penularan penyakit, seperti rabies. Rabies merupakan infeksi fatal pada sistem saraf yang bisa menyerang siapa saja. Biasanya, virus rabies ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, tetapi cakaran kucing juga dapat menjadi jalur masuk virus, jika ada kontak dengan air liur pada luka terbuka.
“Cakaran kucing memang jarang menularkan rabies, tapi tetap berpotensi, terutama jika ada luka terbuka dan air liur hewan terinfeksi masuk,” ujar dr. Trisni Untari Dewi, dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University, dikutip dari laman resmi IPB, Jumat (1/8/2025).
Bagaimana Cakaran Bisa Menularkan Rabies?
Virus rabies menyebar melalui air liur hewan yang terinfeksi, dan bisa masuk ke tubuh manusia lewat luka terbuka atau jaringan mukosa. Kulit yang utuh biasanya tidak memungkinkan penularan, tapi luka cakaran tentu menjadi celah yang berisiko.
“Simak Juga: Darurat! BPOM Tarik 34 Produk Kosmetik Berbahaya, Picu Masalah Ginjal hingga Kanker”
Meski kasusnya langka, ada sejarah medis yang mencatat penularan rabies lewat cakaran kucing. Verywell Health mencatat hanya satu kasus resmi yang terjadi di Amerika Serikat, yakni pada 1975. Meski demikian, risiko kecil pun tetap patut diwaspadai.
Langkah Pertolongan Pertama Jika Tercakar Kucing
Bila Anda mengalami cakaran kucing, segera lakukan langkah berikut:
- Cuci luka dengan sabun dan air bersih selama minimal 15 menit.
- Oleskan antiseptik, seperti alkohol 70% atau povidone iodine.
- Amati luka untuk tanda infeksi: kemerahan, bengkak, nyeri, atau panas.
- Segera konsultasikan ke dokter jika luka memburuk, atau Anda ragu terhadap status vaksinasi hewan tersebut.
Risiko Lain dari Cakaran Kucing
Selain rabies, cakaran kucing juga bisa menyebabkan infeksi lain, seperti:
- Cat-scratch disease, infeksi bakteri Bartonella henselae yang ditandai demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan nyeri otot.
- MRSA, infeksi bakteri resisten yang bisa menyebabkan infeksi kulit serius.
- Pasteurella multocida dan Staphylococcus aureus, yang bisa memicu cellulitis atau infeksi jaringan dalam.
Pencegahan dan Kapan Harus ke Dokter
Untuk mencegah risiko infeksi, berikut tips yang bisa dilakukan:
- Vaksinasi rabies untuk hewan peliharaan secara rutin.
- Hindari kontak dengan hewan liar atau kucing yang tidak dikenal.
- Jangan biarkan kucing menjilat luka atau makanan Anda.
- Jaga kebersihan tangan setelah menyentuh hewan.
Segera ke dokter jika:
- Kucing tidak diketahui status vaksinasinya.
- Luka menunjukkan tanda infeksi.
- Anda mengalami demam, menggigil, atau gejala seperti flu.
- Anda belum mendapat vaksin tetanus dalam 5 tahun terakhir.
Cakaran kucing mungkin tidak selalu berbahaya, tapi tetap bisa menjadi pintu masuk berbagai infeksi serius, termasuk rabies. Deteksi dini, pertolongan pertama yang tepat, dan pemahaman mengenai risikonya sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Jaga kesehatan hewan peliharaan Anda dan selalu waspada terhadap setiap luka sekecil apa pun.
“Baca Juga: Hati-Hati! Kibarkan Bendera One Piece Bisa Langgar UU Simbol Negara Indonesia”