Kanker Pankreas Tanpa Gejala, Kenali Tanda yang Muncul di Toilet
1Buy Celebrex Online – Kanker pankreas dikenal sebagai “pembunuh senyap” karena gejalanya yang sangat ringan, sering tidak muncul sama sekali pada tahap awal. Namun, kini ada harapan baru untuk mendeteksi kanker ini lebih dini melalui metode yang praktis dan non-invasif: analisis sampel tinja. Studi terbaru menunjukkan bahwa pola bakteri usus pada pasien kanker pankreas berbeda secara signifikan dibandingkan dengan orang sehat.
Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Finlandia dan Iran mengungkapkan bahwa pasien kanker pankreas memiliki ragam dan jenis bakteri usus yang berbeda serta cenderung lebih sedikit daripada orang sehat. Data ini didapatkan melalui pengujian sampel tinja yang dianalisis secara genetik. Teknologi yang digunakan dalam studi ini adalah 16S rRNA gene sequencing. Ini adalah sebuah metode canggih untuk mengidentifikasi berbagai jenis bakteri hanya dari DNA mereka.
“Baca Juga: Cegah Penuaan Dini, Ini 8 Makanan Sumber Kolagen”
Menariknya, hasil analisis genetik ini kemudian diproses dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI). AI ini mampu membedakan antara sampel dari pasien kanker pankreas dan sampel dari orang sehat. “Pasien dengan kanker pankreas cenderung punya keragaman bakteri usus yang lebih rendah dibandingkan orang sehat,” ujar Falk Hildebrand, peneliti dari Quadram Institute.
Selain 16S rRNA sequencing, para peneliti kini mulai mengaplikasikan teknologi lebih maju yaitu shotgun metagenomic sequencing. Dengan teknik ini, seluruh isi genetik bakteri dalam usus dapat dianalisis secara menyeluruh, bukan hanya sebagian kecilnya. Metode ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam dan akurat terkait mikrobioma usus. Selain itu, membuka wawasan baru mengenai bagaimana bakteri dapat berpindah antar individu.
Selama ini, kanker pankreas sulit dideteksi sejak awal karena gejalanya yang hampir tidak terlihat. Karena saluran pankreas terhubung langsung dengan sistem pencernaan, tinja menjadi sumber informasi penting untuk mengidentifikasi gangguan di organ tersebut. Metode pemeriksaan melalui tinja ini menawarkan pendekatan yang jauh lebih praktis, cepat, dan tidak menyakitkan dibandingkan prosedur invasif lainnya.
“Dengan memahami perubahan bakteri dalam tubuh saat sakit, kita bisa menemukan petunjuk penting yang sebelumnya sering diabaikan,” jelas Daisuke Suzuki, kandidat doktor dari Quadram Institute. Penelitian ini membuka peluang besar dalam dunia medis untuk pemeriksaan yang lebih efektif dan nyaman.
Meski begitu, masih dibutuhkan waktu dan penelitian lanjutan agar metode ini dapat diterapkan secara luas di rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Namun, langkah awal ini menjadi fondasi yang sangat menjanjikan untuk mengembangkan metode deteksi kanker yang lebih cepat, terjangkau, dan mudah diakses oleh banyak orang di masa depan.
“Simak Juga: Jenazah Pendaki Brazil Berhasil Dievakuasi dari Jurang 600 Meter”
This website uses cookies.